DIGITALISASI, ANCAMAN SIBER PERLU ANTISIPASI

Kamis, 17 Feb 2022 | 18:35:22 WIB - Oleh Administrator


Diperlukan penguatan sinergi dan kolaborasi berkelanjutan dan efektif dari seluruh  Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pati dalam menerapkan keamanan siber. Kamis 17 Februari 2022 bertempat di aula Diskominfo Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika menggelar sosialisasi IT Security Assessment.

Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Kabid Statistik dan Persandian Dinkominfo Rembang Heri Kristiono, Kasi Persandian Dinkominfo Rembang Candra Wira Kusuma dan perwakilan masing-masing OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Pati, serta para staf ahli keamanan informasi, jaringan dan programmer Diskominfo Pati. Moderator dihandel langsung oleh Kabid Persandian dan Keamanan Informasi Sali.

Acara dibuka Kepala Diskominfo Indriyanto dengan menyampaikan peran persandian sangatlah kompleks, keamanan informasi menjadi aspek penting, mengingat bocornya informasi strategis akan berpengaruh terhadap kinerja birokrasi dan tingkat keberhasilan pelaksanaan kebijakan pemerintah di berbagai bidang. Untuk itu, keamanan cyber merupakan upaya yang mesti dilakukan secara berkelanjutan untuk melindungi jaringan sistem dan semua data.

“Bahwa seiring dengan pembangunan dan penerapan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang selalu berkembang,  hal tersebut mendorong proses transformasi digital dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama yang sama-sama kita rasakan di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini. Dimana setiap pemangku kepentingan mentransformasikan proses pelayanan melalui teknologi digital,” tandasnya.

Indra Adi Putra sebagai narasumber dari BSSN menyampaikan bahwa IT Security Assessment (ITSA) merupakan kegiatan indentifikasi kerentanan dan penilian resiko pada sistem (server dan atau aplikasi web, mobile, atau desktop). Sebelum melakukan kegiatan ITSA, tim BSSN melakukan koordinasi dengan pemilik asset yaitu Diskominfo.

“ITSA dapat dilakukan pada Environment Production/Live, namun pemilik atau pengelola sistem harus menerima kemungkinan resiko contohnya terjadi error dan yang lainnya”, paparnya.