Berbagai acara majelis keagamaan dapat menjadi perekat kesatuan NKRI di tengah berbagai konflik dan gesekan yang melanda Indonesia belakangan ini.
Hal itu disampaikan Bupati Pati Haryanto ketika menghadiri acara Khotmil Quran Bil Ghoib, Istighosah, dan Gema Sholawat bersama Habib Ali Zainal Abidin bin Habib Husain Assegaf yang diselenggarakan Muslimat NU Cabang Pati di Gedung Haji Kabupaten Pati, Sabtu (5/10).
Acara bertema "Hidmah Muslimat NU Jaga Aswaja Teguhkan Bangsa" ini digelar dalam rangka menyambut tahun baru 1441 Hijriah serta kedatangan jamaah haji Muslimat NU tahun 2019.
"Ini adalah suatu perbuatan yang sangat mulia. Di tengah situasi bangsa dan negara yang mengalami persoalan-persoalan tidak kunjung selesai, Alhamdulillah kita yang ada di daerah, khususnya di Kabupaten Pati, tidak surut untuk mengadakan berbagai majelis keagamaan. Mulai istighosah, sholawatan, yasinan, tahlilan, hingga pengajian di berbagai tempat. Inilah yang menjadi kekuatan perekat negara yang kita cintai," ucap Haryanto.
Haryanto juga berterima kasih kepada hadirin, khususnya kalangan perempuan atau ibu-ibu, yang senantiasa tergerak untuk meramaikan berbagai majelis keagamaan. Hal ini, menurutnya, merupakan kekuatan luar biasa dalam merajut kebersamaan bangsa.
"Setiap ada majelis taklim, baik kecil maupun besar, kemudian peringatan hari besar Islam dan haul, yang memenuhi adalah ibu-ibu," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, mewakili masyarakat, secara khusus Haryanto juga berterima kasih kepada segenap anggota Muslimat NU yang menurutnya selama ini telah berkiprah dalam banyak kegiatan sosial-keagamaan.
"Saya ucapkan terima kasih banyak karena sudah membantu dalam bidang keagamaan, pemberdayaan, sosial, dan lain lain," ujarnya.
Bagi Haryanto, Muslimat NU bersama Fatayat NU, Aisyiyah, dan berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya memiliki peran serta dalam memberikan pembinaan keagamaan, peningkatan sumber daya manusia, dan pembentukan akhlak dan budi-pekerti masyarakat.
"Kalau tidak ada ibu-ibu Muslimat, Fatayat, Aisyiyah, dan organisasi keagamaan yang lain, kita ini akan menjadi apa? Sementara, pengaruh negatif dari luar itu selalu berupaya untuk menggerus daerah maupun anak-anak kita," tuturnya.