Wujudkan “Zero New Stunting” Tidak Boleh Ada Lagi Bayi Yang Lahir Dengan Berat Lahir Rendah
Bertempat di Ruang Ruang Amaryllis 1-2 Hotel New Merdeka Pati pada Sabtu (6/8/2022) diselenggarakan Sesi Praktek Penguatan Surveilans Gizi Melalui e-PPGBM oleh seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati.
Kegiatan tersebut diikuti oleh ahli gizi dan bidan koordinator/ bidan koordinator bidan desa dari 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pati.
Project Management Officer (PMO) Stunting Kesmas Kemenkes RI, Dakhlan Choeron, SKM, MKM, menyampaikan bahwa tenaga kesehatan yang ada di puskesmas wajib mengawal pelaksanaan kegiatan penimbangan serentak dan updating survey SSGI yang dilaksanakan pada bulan Agustus ini sehingga gap antara data survey dan e-PPGBM bisa dipersempit.
Disampaikan juga, pentingnya kualitas data yang dilaporkan sehingga pengambil kebijakan dapat memanfaatkan sebagai dasar perencanaan kegiatan dan menentukan intervensi dengan tepat.
Sistem pelaporan surveilans gizi harus dilaksanakan setiap bulan agar surveilans gizi benar-benar dapat dilaksanakan secara optimal, balita lebih terpantau pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga apabila timbul masalah gizi pada balita maka dapat diidentifikasi lebih dini , terutama kasus stunting .
“ Untuk mewujudkan “Zero New Stunting” maka tidak boleh ada lagi bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) ataupun bayi prematur. Oleh karena itu intervensi gizi spesifik selama kehamilan mutlak diperlukan.” jelas Dakhlan Choeron.
Sementari itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, dr. Aviani Tritanti Venusia, MM melalui Kabid Kesmas, Etty Irianingrum, SKM, M.Kes, menyampaikan bahwa kegiatan ini termasuk dalam aksi 7 konvergensi stunting yaitu pengukuran dan publikasi yang merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan terutama dalam menyediakan sumber data dan informasi stunting secara cepat dan akurat. Beliau menghimbau agar jangan sampai ada sasaran balita yang terlewat dalam pengukuran dan penimbangan secara rutin setiap bulan sehingga tumbuh kembang balita di posyandu benar-benar terpantau dan cepat terintervensi apabila ada kasus masalah gizi pada balita. Selain itu alat/ sarpras dan SDM di posyandu harus benar-benar terstandar dan berkualitas sehingga dihasilkan data yang benar dan akurat. ( MR09)